Pages

Subscribe:

Ads 468x60px

Tampilkan postingan dengan label Struktur Atom. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Struktur Atom. Tampilkan semua postingan

Rabu, 23 Desember 2009

Hibridisasi


Hibridisasi adalah penyetaraan tingkat energi melalui penggabungan antarorbital
senyawa kovalen atau kovalen koordinasi.Teori hibridisasi dipromosikan oleh kimiawan Linus Pauling dalam menjelaskan struktur molekul seperti metana (CH4). Secara historis, konsep ini dikembangkan untuk sistem-sistem kimia yang sederhana, namun pendekatan ini selanjutnya diaplikasikan lebih luas, dan sekarang ini dianggap sebagai sebuah heuristik yang efektif untuk merasionalkan struktur senyawa organik.
Teori hibridisasi tidaklah sepraktis teori orbital molekul dalam hal perhitungan kuantitatif. Masalah-masalah pada hibridisasi terlihat jelas pada ikatan yang melibatkan orbital d, seperti yang terdapat pada kimia koordinasi dan kimia organologam. Walaupun skema hibridisasi pada logam transisi dapat digunakan, ia umumnya tidak akurat.
Sangatlah penting untuk dicatat bahwa orbital adalah sebuah model representasi dari tingkah laku elektron-elektron dalam molekul. Dalam kasus hibridisasi yang sederhana, pendekatan ini didasarkan pada orbital-orbital atom hidrogen. Orbital-orbital yang terhibridisasikan diasumsikan sebagai gabungan dari orbital-orbital atom yang bertumpang tindih satu sama lainnya dengan proporsi yang bervariasi. Orbital-orbital hidrogen digunakan sebagai dasar skema hibridisasi karena ia adalah salah satu dari sedikit orbital yang persamaan Schrödingernya memiliki penyelesaian analitis yang diketahui. Orbital-orbital ini kemudian diasumsikan terdistorsi sedikit untuk atom-atom yang lebih berat seperti karbon, nitrogen, dan oksigen. Dengan asumsi-asumsi ini, teori hibridisasi barulah dapat diaplikasikan. Perlu dicatat bahwa kita tidak memerlukan hibridisasi untuk menjelaskan molekul, namun untuk molekul-molekul yang terdiri dari karbon, nitrogen, dan oksigen, teori hibridisasi menjadikan penjelasan strukturnya lebih mudah.
Teori hibridisasi sering digunakan dalam kimia organik, biasanya digunakan untuk menjelaskan molekul yang terdiri dari atom C, N, dan O (kadang kala juga P dan S). Penjelasannya dimulai dari bagaimana sebuah ikatan terorganisasikan dalam metana

a. Hibridisasi sp3

Hibridisasi menjelaskan atom-atom yang berikatan dari sudut pandang sebuah atom. Untuk sebuah karbon yang berkoordinasi secara tetrahedral (seperti metana, CH4), maka karbon haruslah memiliki orbital-orbital yang memiliki simetri yang tepat dengan 4 atom hidrogen.
Konfigurasi keadaan dasar karbon adalah 1s2 2s2 2px1 2py1 atau lebih mudah dilihat:

(Perhatikan bahwa orbital 1s memiliki energi lebih rendah dari orbital 2s, dan orbital 2s berenergi sedikit lebih rendah dari orbital-orbital 2p)
Teori ikatan valensi memprediksikan, berdasarkan pada keberadaan dua orbital p yang terisi setengah, bahwa C akan membentuk dua ikatan kovalen, yaitu CH2. Namun, metilena adalah molekul yang sangat reaktif (lihat pula: karbena), sehingga teori ikatan valensi saja tidak cukup untuk menjelaskan keberadaan CH4.
Lebih lanjut lagi, orbital-orbital keadaan dasar tidak bisa digunakan untuk berikatan dalam CH4. Walaupun eksitasi elektron 2s ke orbital 2p secara teori mengijinkan empat ikatan dan sesuai dengan teori ikatan valensi (adalah benar untuk O2), hal ini berarti akan ada beberapa ikatan CH4 yang memiliki energi ikat yang berbeda oleh karena perbedaan aras tumpang tindih orbital. Gagasan ini telah dibuktikan salah secara eksperimen, setiap hidrogen pada CH4 dapat dilepaskan dari karbon dengan energi yang sama.
Untuk menjelaskan keberadaan molekul CH4 ini, maka teori hibridisasi digunakan. Langkah awal hibridisasi adalah eksitasi dari satu (atau lebih) elektron:

Proton yang membentuk inti atom hidrogen akan menarik salah satu elektron valensi karbon. Hal ini menyebabkan eksitasi, memindahkan elektron 2s ke orbital 2p. Hal ini meningkatkan pengaruh inti atom terhadap elektron-elektron valensi dengan meningkatkan potensial inti efektif.
Kombinasi gaya-gaya ini membentuk fungsi-fungsi matematika yang baru yang dikenal sebagai orbital hibrid. Dalam kasus atom karbon yang berikatan dengan empat hidrogen, orbital 2s
(orbital inti hampir tidak pernah terlibat dalam ikatan) "bergabung" dengan tiga orbital 2p membentuk hibrid sp3 (dibaca s-p-tiga) menjadi

Pada CH4, empat orbital hibrid sp3 bertumpang tindih dengan orbital 1s hidrogen, menghasilkan empat ikatan sigma. Empat ikatan ini memiliki panjang dan kuat ikat yang sama, sehingga sesuai dengan pengamatan.

Sebuah pandangan alternatifnya adalah dengan memandang karbon sebagai anion C4−. Dalam kasus ini, semua orbital karbon terisi:

Jika kita menrekombinasi orbital-orbital ini dengan orbital-s 4 hidrogen (4 proton, H+) dan mengijinkan pemisahan maksimum antara 4 hidrogen (yakni tetrahedal), maka kita bisa melihat bahwa pada setiap orientasi orbital-orbital p, sebuah hidrogen tunggal akan bertumpang tindih sebesar 25% dengan orbital-s C dan 75% dengan tiga orbital-p C. HaL ini sama dengan persentase relatif antara s dan p dari orbital hibrid sp3 (25% s dan 75% p).
Menurut teori hibridisasi orbital, elektron-elektron valensi metana seharusnya memiliki tingkat energi yang sama, namun spektrum fotoelekronnya [3] menunjukkan bahwa terdapat dua pita, satu pada 12,7 eV (satu pasangan elektron) dan saty pada 23 eV (tiga pasangan elektron). Ketidakkonsistenan ini dapat dijelaskan apabila kita menganggap adanya penggabungan orbital tambahan yang terjadi ketika orbital-orbital sp3 bergabung dengan 4 orbital hidrogen.

b. Hibridisasi sp2
Senyawa karbon ataupun molekul lainnya dapat dijelaskan seperti yang dijelaskan pada metana. Misalnya etilena (C2H4) yang memiliki ikatan rangkap dua di antara karbon-karbonnya. Struktur Kekule metilena akan tampak seperti:

Karbon akan melakukan hibridisasi sp2 karena orbtial-orbital hibrid hanya akan membentuk ikatan sigma dan satu ikatan pi seperti yang disyaratkan untuk ikatan rangkap dua di antara karbon-karbon. Ikatan hidrogen-karbon memiliki panjang dan kuat ikat yang sama. Hal ini sesuai dengan data percobaan.
Dalam hibridisasi sp2, orbital 2s hanya bergabung dengan dua orbital 2p:



membentuk 3 orbital sp2 dengan satu orbital p tersisa. Dalam etilena, dua atom karbon membentuk sebuah ikatan sigma dengan bertumpang tindih dengan dua orbital sp2 karbon lainnya dan setiap karbon membentuk dua ikatan kovalen dengan hidrogen dengan tumpang tindih s-sp2 yang bersudut 120°. Ikatan pi antara atom karbon tegak lurus dengan bidang molekul dan dibentuk oleh tumpang tindih 2p-2p (namun, ikatan pi boleh terjadi maupun tidak).
Jumlah huruf p tidaklah seperlunya terbatas pada bilangan bulat, yakni hibridisasi seperti sp2.5 juga dapat terjadi. Dalam kasus ini, geometri orbital terdistorsi dari yang seharusnya. Sebagai contoh, seperti yang dinyatakan dalam kaidah Bent, sebuah ikatan cenderung untuk memiliki huruf-p yang lebih banyak ketika ditujukan ke substituen yang lebih elektronegatif.

c. Hibrid sp
Ikatan kimia dalam senyawa seperti alkuna dengan ikatan rangkap tiga dijelaskan dengan hibridisasi sp.


Dalam model ini, orbital 2s hanya bergabung dengan satu orbital-p, menghasilkan dua orbital sp dan menyisakan dua orbital p. Ikatan kimia dalam asetilena (etuna) terdiri dari tumpang tindih sp-sp antara dua atom karbon membentuk ikatan sigma, dan dua ikatan pi tambahan yang dibentuk oleh tumpang tindih p-p. Setiap karbon juga berikatan dengan hidrogen dengan tumpang tindih s-sp bersudut 180°.



Bentuk Molekul

1. Teori Domain Elektron
●Bentuk molekul tergantung pada susunan ruang pasangan elektron ikatan (PEI
dan pasangan elektron bebas (PEB) atom pusat dalam molekul. Dapat dijelaskan
dengan teori tolakan pasangan elektron kulit valensi atau teori VSEPR (Valence
Shell Electron Pair Repultion)
● Molekul kovalen terdapat pasangan-pasangan elektron baik PEI maupun PEB.
Karena pasangan-pasangan elektron mempunyai muatan sejenis, maka tolak-
menolak antarpasangan elektron. Tolakan (PEB - PEB) > tolakan (PEB - PEI) >
tolakan (PEI - PEI)
● Adanya gaya tolak-menolak menyebabkan atom-atom yang berikatan
membentuk struktur ruang yang tertentu dari suatu molekul dengan demikian
bentuk molekul dipengaruhi oleh banyaknya PEI maupun PEB yang dimiliki pada
atom pusat.
● Bentuk molekul ditentukan oleh pasangan elektron ikatannya
Contoh molekul CH4 memiliki 4 PEI


2. Merumuskan Tipe Molekul
1) Atom pusat dilambangkan dengan A
2) Domain elektron ikatan dilambangkan dengan X
3) Domain elektron bebas dinyatakan dengan E

Tabel tipe molekul

Jumlah Pasangan Elektron Ikatan (X)

Jumlah Pasangan Elektron Bebas (E)

Rumus (AXnEm)

Bentuk Molekul

Contoh

2

0

AX2

Linear

CO2

3

0

AX3

Trigonal planar

BCl3

2

1

AX2E

Bengkok

SO2

4

0

AX4

Tetrahedron

CH4

3

1

AX3E

Piramida trigonal

NH3

2

2

AX2E2

Planar bentuk V

H2O

5

0

AX5

Bipiramida trigonal

PCl5

4

1

AX4E

Bipiramida trigonal

SF4

3

2

AX3E2

Planar bentuk T

IF3

2

3

AX2E3

Linear

XeF2

6

0

AX6

Oktahedron

SF6

5

1

AX5E

Piramida sisiempat

IF5

4

2

AX4E2

Sisiempat datar

XeF4


Dengan menggunakan teori VSEPR maka kita dapat meramalkan bentuk geometri suatu molekul. Dalam artikel ini maka akan di contohkan menentukan bentuk geometri molekul XeF2, XeF4, dan XeF6. Diantara molekul-molekul tersebut ada yang memiliki pasangan elektron bebas dan ada yang tidak, jadi molekul-molekul tersebut adalah contoh yang bagus untuk lebih memahami teori VSEPR.
Pertama kita harus mementukan struktur lewis masing-masing molekul. Xe memiliki jumlah elektron valensi 8 sedangkan F elektron valensinya adalah 7.(lihat gambar dibawah)


Struktur Lewis XeF2 seperti gambar sebelah kiri, dua elektron Xe masing-masing diapakai untuk berikatan secara kovalen dengan 2 atom F sehingga meninggalkan 3 pasangan elektron bebas pada atom pusat Xe. Hal yang sama terjadi pada molekul XeF4 dimana 4 elektron Xe dipakai untuk berikatan dengan 4 elektron dari 4 atom F, sehingga meninggalkan 2 pasangan elektron bebas pada atom pusat Xe.

Lihat gambar diatas XeF2 memiliki 2 pasangan elekktron terikat (PET) dan 3 pasangan elektron bebas (PEB) jadi total ada 5 pasangan elektron yang terdapat pada XeF2, hal ini menandakan bahwa geometri molekul atau kerangka dasar molekul XeF2 adalah trigonal bipiramid. Karena terdapat 3 PEB maka PEB ini masing masing akan menempati posisi ekuatorial pada kerangka trigonal bipiramid, sedangkan PET akan menempati posisi aksial yaitu pada bagian atas dan bawah. Posisi inilah posisi yang stabil apabila terdapat atom dengan 2 PET dan 3 PEB sehingga menghasilkan bentuk molekul linear. Jadi bentul molekul XeF2 adalah linier.(lihat gambar dibawah).

Lihat gambar strutur lewis XeF4 memiliki 4 pasangan elekktron terikat (PET) dan 2 pasangan elektron bebas (PEB) jadi total ada 6 pasangan elektron yang terdapat pada XeF4, hal ini menandakan bahwa geometri molekul atau kerangka dasar molekul XeF4 adalah oktahedral. Karena terdapat 2 PEB maka PEB ini masing masing akan menempati posisi aksial pada kerangka oktahedral, sedangkan PET akan menempati posisi ekuatorial. Posisi inilah posisi yang stabil apabila terdapat atom dengan 4 PET dan 2 PEB sehingga menghasilkan bentuk molekul yang disebut segiempat planar. Jadi bentul molekul XeF2 adalah segiempat planar.(lihat gambar
dibawah).

Bentuk molekul akan sama dengan susunan ruang elektron yang ada pada atom pusat jika tidak pasangan elektron bebas.
Perhatikan gambar berbagai bentuk molekul berikut ini !
X : atom pusat
E : pasangan elektron bebas


Senin, 21 Desember 2009

Struktur Atom II

1. TEORI ATOM BOHR
Bohr menyusun teori berdasarkan spektrum atom hidrogen, yaitu:
a. Elektron bergerak mengelilingi inti atom pada lintasan-lintasan tertentu yang berbentuk lingkaran,
b. Elektron dapat berpindah dari lintasan satu ke lintasan lain dengan menyerap atau memancarkan sejumlah energi.
2. TEORI ATOM MEKANIKA KUANTUM
Dicetuskan oleh Schrodinger yang mengatakan bahwa atom mempunyai inti bermuatan positif dan elektron bermuatan negatif yang mengelilingi inti.
3. BILANGAN KUANTUM
Agar elektron-elektron dapat dibedakan satu dengan yang lain, maka
diberikan empat bilangan kuantum untuk setiap elektron.
a. Bilangan kuantum utama (n)
- Berharga 1, 2, 3, 4 …..
- Menunjukkan besarnya lintasan elektron
b. Bilangan kuantum azimut (l)
- Berharga 0, 1, 2, 3, ….. (n - 1)
- Menunjukkan di subkulit (sublintasan) mana elektron bergerak dan juga menentukan bentuk orbital
c. Bilangan kuantum magnetik (m)
- Berharga -l, ….0,…, +l
- Menentukan kedudukan atau orientasi orbital
d. Bilangan kuantum spin (s)
- Berharga dan +1/2 dan -1/2
- Harga s memberikan gambaran tentang arah perputaran electron

. BENTUK DAN ORIENTASI ORBITAL
Bentuk orbital bergantung pada bilangan kuantum azimut (l), artinya orbital dengan bilangan kuantum azimut sama mempunyai bentuk yang sama.Orientasi orbital terkait dengan bilangan kuantum magnetik.
a. Orbital di subkulit s

b. Orbital di subkulit p



c. Orbital di subkulit d


5. KONFIGURASI ELEKTRON
Konfigurasi elektron menggambarkan lokasi semua elektron menurut orbital-orbital yang ditempati.
Dalam menulis konfigurasi elektron mengikuti aturan-aturan :
a. Prinsip Aufbau: Elektron akan mengisi orbital atom yang tingkat energi relatifnya lebih rendah dahulu baru orbital atom yang tingkat energi relatifnya lebih tinggi .
Urutan tingkat energi : 1s 2s 2p 3s 3p 4s 3d


Perhatikan contoh penulisan konfigurasi elektron dari beberapa atom berikut!
1s2


1s2 2s1

1s22s22p1


1s22s22p63s1


1s22s22p63s23p1


1s22s22p63s23p64s1


1s22s22p63s23p64s23d1


1s22s22p63s23p64s23d104p1

b. Larangan Pauli: Tidak mungkin ada dua elektron dengan keempat bilangan-bilangan kuantum sama, setiap orbital dapat diisi oleh maksimal 2 elektron

c. Aturan Hund pada pengisian orbital-orbital setingkat, elektron-elektron tidak
membentuk pasangan lebih dahulu sebelum masing-masing orbital setingkat
terisi sebuah elektron
Contoh: Konfigurasi elektron



Untuk menuliskan konfigurasi electron dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1) Penulisan Urutan Subkulit

Contoh : Penulisan konfigurasi electron Ni (Z=28)

a) 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d8 (sesuai urutan tingkat energinya)
b) 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d8 4s2
(sesuai kenaikan bilangan kuantum)

2) Penulisan dengan Konfigurasi Elektron Gas Mulia
Contoh : Penulisan Konfigurasi Elektron Ca (Z=20) yaitu :

20 Ca = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2

Dengan menggunakan konfigurasi Ar (Z=18) = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 maka
Konfigurasi electron Ca dapat dituliskan :

20Ca = [ Ar ] 4s2


3) Penulisan Konfigurasi Elektron Ion
Contoh :

19K = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s1

K+ = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 (melepas satu electron terluar)

17Cl = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p5

Cl- = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 ( menerima satu elektron )

4) Subkulit d Cenderung Penuh (d10) atau ½ Penuh (d5)

Aturan Aufbau,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,menurut percobaan

24Cr = [Ar] 3d4 4s2,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,[Ar] 3d5 4s1

Kamis, 23 April 2009

Konfigurasi Elektron dan Elektron Valensi

1. Konfigurasi Elektron
Ialah susunan elektron suatu atom berdasarkan kulit-kulit atom tersebut.
Setiap kulit atom dapat terisi elektron maksimum dengan rumus:

Gambar.12. Jumlah elektron maksimum tiap kulit dalam atom
Keterangan :
  • ∑ = jumlah maksimum elektron pada suatu kulit
  • n = nomor kulit


Keterangan gambar: Jumlah elektron maksimum tiap kulit dalam atom

Jumlah elektron maksimum dalam tiap-tiap kulit atom


Aturan-aturan dalam pengisian konfigurasi elektron:
1.Pengisian dimulai dari tingkat energi paling rendah ketingkat energi paling tinggi dari kulit K, L,M dan seterusnya
2.Jika jumlah elektron yang tersisa ≤ 8 di tempatkan pada kulit berikutnya
3.Jumlah maksimum elektron pada kulit terluar adalah 8

Contoh soal :
Tulislah konfigurasi elektron dari:

Jawab.
1. Jumlah elektron = 8
Konfigurasi elektron K= 2 L= 6
2.Jumlah elektron = 18
Konfigurasi elektron K= 2 L= 8 M= 8
3.Jumlah elektron = 38
Konfigurasi elektron K= 2 L=8 M= 18 N=8 O=2

2. Elektron Valensi
Elektron valensi ialah jumlah elektron pada kulit terluar suatu atom netral. Cara
menentukan elektron valensi adalah dengan menuliskan konfigurasi elektron.
Contoh soal:
Tulislah konfigurasi elektron dan elektron valensi dari atom-atom berikut:


Jawab:
1. Nomor atom = 20, jumlah elektron=20
Konfigurasi elektron K=2 L=8 M=8 N=2
Elektron valensi =2
2. Nomor atom = 35
Konfigurasi elektron K=2 L=8 M=18 N=7
Elektron valensi =7

Tag :
Perkembangan Model Atom
Partikel Penyusun Atom
Isotop, Isobar dan Isoton
Nomer Massa dan Nomer Atom

Rabu, 22 April 2009

Isotop, Isobar dan Isoton


1. Isotop
Atom yang mempunyai nomor atom yang sama tetapi memiliki nomor massa yang berbeda disebut dengan isotop.
Contoh:

Nomor atom 7 Nomor atom 7
Nomor massa 14 Nomor massa 15

2. Isoton
Isoton ialah atom dari unsur yang berbeda (mempunyai nomor atom berbeda),tetapi mempunyai jumlah neutron yang sama.Karena nomor atomnya berbeda maka sifat-sifatnya juga berbeda.
Contoh:


3. Isobar
Isobar adalah atom dari unsur yang berbeda (mempunyai nomor atom berbeda) tetapi mempunyai jumlah nomor massa yang sama. Karena nomor atomnya berbeda maka sifat-sifatnya juga berbeda.
Contoh:


Tag:
Perkembangan Model Atom
Partikel Penyusun Atom
Nomer Massa dan Nomer Atom
Konfigurasi Elektron dan Elektron Valensi

Senin, 20 April 2009

Nomer Massa dan Nomer Atom

Suatu atom memiliki sifat dan massa yang khas satu sama lain. Dengan penemuan partikel penyusun aton dikenal istilah nomor atom (Z) dan nomor massa (A). Nomor massa merupakan inti atom yang mempunyai muatan positif karena terdapat proton yang bermuatan positif dan neutron yang bermuatan netral. Nomor atom menyatakan jumlah proton ,karena atom bersifat netral maka nomor atom juga menyatakan jumlah elektron.
Penulisan lambang atom unsur menyertakan nomor atom dan nomor massa.

dimana:


A = nomor massa
Z = nomor atom
X = lambang unsur

Nomor Massa (A) = Jumlah proton + Jumlah
Nomor Atom (Z) = Jumlah proton=jumlah elektron
Neutron = A - Z



Contoh soal :

Hitunglah jumlah proton, elektron dan neutron dari atom-atom di bawah ini!




Jawab
1. jumlah proton =19
jumlah elektron =19 sama dengan nomor atom

jumlah neutron = A-Z = 39 -19= 20

2. jumlah proton =20
Karena mempunyai muatan +2, jumlah elektron berkurang 2.
Jumlah elektron = 20-2=18
Jumlah neutron = A-Z = 40-20=20

3. jumlah proton = 9
Karena mempunyai muatan -1 jumlah elekron bertambah 1.
Jumlah elektron = 9+ 1=10

Tag:
Perkembangan Model Atom
Partikel Penyusun Atom
Isotop, Isoton dan Isobar
Konfigurasi Elektron dan Elektron Valensi

Partikel Penyusun Atom

Perkembangan model yang didasari oleh hasil eksperimen menghasilkan data
partikel dasar penyusun atom, seperti Tabel

1. Elektron
Pernahkah Anda memperhatikan Tabung Televisi?Tabung Televisi merupakan
tabung sinar katoda.Percobaan tabung sinar katoda pertama kali dilakukan
Hasil eksperimennya adalah ditemukannya seberkas sinar yang muncul dari arah katoda menuju ke anoda yang disebut sinar katoda. George Johnstone Stoney (1891) yang memberikan nama sinar katoda disebut “elektron”. Kelemahan dari Stoney tidak dapat menjelaskan pengertian atom dalam suatu unsur memiliki sifat yang sama sedangkan unsur yang berbeda akan memiliki sifat berbeda, padahal keduanya sama-sama memiliki elektron. Antoine Henri Becquerel (1896) menentukan sinar yang dipancarkan dari unsur-unsur Radioaktif yang sifatnya mirip dengan elektron. Joseph John Thomson (1897) melanjutkan eksperimen William Crookes yaitu pengaruh medan listrik dan medan magnet dalam tabung sinar katoda.
Hasil percobaannya membuktikan bahwa ada partikel bermuatan negatif dalam suatu atom karena sinar tersebut dapat dibelokkan ke arah kutub positif medan listrik. Besarnya muatan dalam elektron ditemukan oleh Robert Andrew Milikan (1908). Minyak disemprotkan ke dalam tabung yang bermuatan listrik. Akibat gaya tarik gravitasi akan mengendapkan tetesan minyak yang turun. Bila tetesan minyak diberi muatan negatif maka akan tertarik kekutub positif medan listrik.
Hasil percobaan Milikan dan Thomson diperoleh muatan elektron –1 dan massa
elektron 0, sehingga elektron dapat dilambangkan


2. Proton
Jika massa elektron 0 berarti suatu partikel tidak mempunyai massa padahal partikel materi mempunyai massa yang dapat diukur. Begitu pula kenyataan bahwa atom itu netral.Bagaimana mungkin atom itu bersifat netral dan mempunyai, jika hanya ada elektron saja dalam atom?
Eugene Goldstein (1886) melakukan eksperimen dari tabung gas yang memiliki katoda, yang diberi lubang-lubang dan diberi muatan listrik.

3. Inti atom
Setelah penemuan proton dan elektron, Ernest Rutherford melakukan penelitian penembakan lempeng tipis. Jika atom terdiri dari partikel yang bermuatan positif dan negatif maka sinar alpha yang ditembakkan seharusnya tidak ada yang diteruskan/menembus lempeng sehingga muncullah istilah inti atom. Ernest Rutherford dibantu oleh Hans Geiger dan Ernest Marsden (1911) menemukan konsep inti atom didukung oleh penemuan sinar X oleh WC. Rontgen (1895) dan penemuan zat Radioaktif (1896).

4. Neutron
Prediksi dari Rutherford memacu W. Bothe dan H. Becker (1930) melakukan eksperimen penembakan partikel alpha pada inti atom berilium (Be). Ternyata dihasilkan radiasi partikel berdaya tembus tinggi. Eksperimen ini dilanjutkan oleh James Chadwick (1932). Ternyata partikel yang menimbulkan radiasi berdaya tembus tinggi itu bersifat netral atau tidak bermuatan dan massanya hampir sama dengan proton. Partikel ini disebut neutron dan dilambangkan dengan



Tag:
Perkembangan Model Atom
Konfigurasi Elektron dan Elektron Valensi
Isotop, Isobar dan Isoton
Nomer Massa dan Nomer Atom

Kamis, 16 April 2009

Perkembangan Model Atom

Jika kita memotong-motong sebatang kapur menjadi bagian-bagian sampai yang terkecil, maka bagian terkecil itu adalah atom. Teoriatom sudah berkenbang sebelum jaman Masehi. Bahkan dalam Alquran sudah disebutkan materi yang terkecil yaitu dengan istilah dzarrah.
1.Teori Atom Dalton
John Dalton tahun 1805 mengemukakan hipotesa tentang atom berdasarkan hukum kekekalan
massa (Lavoisier) dan hukum perbandingan tetap (Proust).
Teori yang diusulkan Dalton:
  1. 1. Atom merupakan bagian terkecil dari materi yang sudah tidak dapat dibagi lagi.
  2. 2. Atom digambarkan sebagai bola pejal yang sangat kecil, suatu unsur memiliki atom-atom yang identik dan berbeda untuk unsur yang berbeda.
  3. 3.Atom-atom bergabung membentuk senyawa dengan perbandingan bilangan bulat dan sederhana. Misalnya air terdiri atom-atom hidrogen dan atom-atom oksigen.
  4. 4.Reaksi kimia merupakan pemisahan atau penggabungan atau penyusunan kembali dari atom-atom, sehingga atom tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan.
Hipotesa Dalton digambarkan dengan model atom sebagai bola pejal

Model Atom Dalton
http://resources.schoolscience.co.uk


John Dalton

Kelebihan Teori Atom Dalton: Mulai membangkitkan minat terhadap penelitian mengenai model atom
Kelemahan Teori atom Dalton: tidak dapat menerangkan suatu larutan dapat menghantarkan listrik. Bagaimana mungkin suatu bola pejal dapat menghantarkan listrik, padahal listrik adalah elektron yang bergerak. Berarti ada partikel lainyang dapat menyebabkan terjadinya daya
hantar listrik.

2.Model atom Thompson
Kelemahan dari Dalton diperbaiki oleh JJ. Thomson,eksperimen yang dilakukannya tabung sinar katoda. Hasil eksperimennya menyatakan ada partikel bermuatan negatif dalam atom yang disebut elektron.Thomson mengusulkan model atom seperti roti kismis
atau kue onde-onde. Suatu bola pejal yang permukaannya dikelilingi elektron dan partikel lain yang bermuatan positif sehingga atom bersifat netral.


Model Atom Thompson
https://reich-chemistry.wikispaces.com

Kelebihan model atom Thompson : membuktikan adanya partikel lain dalam atom yaitu elektron yang bermuatan negatif , sehingga atom bukan partikel terkecil lagi
Kelemahan model atom Thompson : belum dapat menerangkan bagaimana susunan muatan positif dalam bola dan jumlah elektron
3.Model Atom Rutherford
Eksperimen yang dilakukan Rutherford adalah penembakan lempeng tipis dengan partikel alpha. Ternyata partikel itu ada yang diteruskan, dibelokkan atau dipantulkan. Berarti di dalam atom terdapat susunan-susunan partikel bermuatan positif dan negatif.
Hipotesa dari Rutherford adalah :
  1. Atom terdiri dari inti atom yang sangat kecil dengan muatan positif yang massanya merupakan massa atom tersebut
  2. Elektron-elektron dalam atom bergerak mengelilingi inti tersebut
  3. Banyaknya elektron dalam atom sama dengan banyaknya proton di dalam inti dengan nomor atomnya.


Model atom Rutherford

http://www.physics.colostate.edu/users/pavol/anims/physics/rutherford_atom.gif
Kelebihan dari model atom ini :Membuat hipotesa bahwa atom tersusun dari inti atom dan elektron yang mengelilingi inti
Kelemahan dari Rutherford tidak dapat menjelaskan mengapa elektron tidak jatuh ke dalam inti atom. Berdasarkan teori fisika, gerakan elektron mengitari inti ini disertai pemancaran energi sehingga lama - kelamaan energi elektron akan berkurang dan lintasannya makin
lama akan mendekati inti dan jatuh ke dalam inti

4. Model Atom Niels Borh
Kelemahan dari Rutherford diperbaiki oleh Niels Bohr denganpercobaannya menganalisa spektrum warna dari atom hidrogen yang berbentuk garis.
Hipotesis Bohr adalah:
  1. a. Atom terdiri dari inti yang bermuatan positif dan dikelilingi oleh elektron yang bermuatan negatif di dalam suatu lintasan.
  2. b. Elektron dapat berpindah dari satu lintasan ke yang laindengan menyerap atau memancarkan energi sehingga energi elektron atom itu tidak akan berkurang.Jika berpindah lintasan ke lintasan yang lebih tinggi maka elektron akan menyerap energi.Jika beralih ke lintasan yang lebih rendah maka akan memancarkan energi.
Kelebihan atom Bohr adalah bahwa atom terdiri dari beberapa kulit untuk tempat berpindahnya elektron. Kelemahan model atom ini
adalah: tidak dapat menjelaskan spekrum warna dari atom berelektron banyak. Sehingga diperlukan model atom yang lebih sempurna
dari model atom Bohr.

Model Atom Bohr













Tag:
Partikel Penyusun Atom
Isotop, Isobar dan Isoton
Konfigurasi Elektron dan Elektron Valensi
Nomer Massa dan Nomer Atom
 
WELCOME TO MY BLOG